KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Perubahan
Sosial di Ranah Budaya”.
Makalah
ini berisikan informasi tentang Pengertian Perubahan Sosial,faktor
penyebab perubahan sosial, tipe perubahan sosial. Diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua khususnya tentang Perubahan Sosial di
Ranah Budaya.
Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 1
DAFTAR
ISI ..............................................
........................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 3
1.1 Latar
Belakang
Masalah .............................................................................................. 3
1.2 Tujuan........................................................................................................................... 3
1.3 Permasalahan................................................................................................................ 3
BAB II
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 4
2.1 Pengertian
perubahan
sosia............................................................................................ 4
2.2 Faktor
penyebab perubahan
sosil................................................................................... 5
2.3 Hubungan
perubahan sosial dan perubahan
kebudayaan .............................................. 6
2.4 Tipe
perubahan sosial..................................................................................................... 6
2.5 Bentuk
evolusi dan perubahan sosial.........................................
.................................... 8
BAB III
PENUTUP .............................................................................................................. 10
1.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 10
1.2 Saran ....................
.........................................................................................................
10
DAFTAR
PUSTAKA ........................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Perubahan-perubahan
sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik
karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi
penduduk ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru
dalam masyarakat. Secara singkat Samuel Koening mengatakan
bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam
pola-pola kehidupan manusia.
Dengan
demikian, secara umum dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan
unsur-unsur sosial dalam masyarakat, sehingga terbentuk tata kehidupan sosial
yang baru dalam masyarakat. Perubahan dalam masyarakat dapat mengenai
nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku, organisasi, susunan
lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan
wewenang, interaksi sosial, dan lain sebagainya. Perubahan budaya
adalah perubahan unsur-unsur kebudayaan karena perubahan pola pikir
masyarakat sebagai pendukung kebudayaan.Unsur-unsur kebudayaan yang berubah
adalah sistem kepercayaan/religi, system mata pencaharian hidup, sistem
kemasyarakatan, sistem peralatan hidup dan tehnologi, bahasa, kesenian, serta
ilmu pengetahuan.
1.2 Tujuan
Adapun
salah satu tujuan dari Perubahan Sosial di Ranah Budaya ini adalah
untuk mengantarkan dan memperluas pandangan mahasiswa/(i)
tentang Perubahan Sosial di Ranah Budaya dan memberikan kesempatan
bagi mereka untuk dapat menambah pengetahuan tentang perubahan sosial, faktor
penyebab perubahan sosial dan dapat mengetahui tipe perubahan sosial.
Berdasarkan
uraian latar belakang di atas maka Penulis tertarik untuk membuat suatu makalah
yang berjudul :“ Perubahan Sosial di Ranah Budaya.”
1.3 Permasalahan
a.
Perumusan Masalah.
Adapun
rumusan masalah yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah :
1.
Apa yang dimaksud dengan Perubahan Sosial di Ranah Budaya?
2. Berapa
macam kah perubahan sosial ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perubahan Sosial
Setiap
saat masyarakat selalu mengalami perubahan. Jika dibandingkan apa yang tejadi
saat ini dengan beberapa tahun yang lalu. Maka akan banyak ditemukan perubahan
baik yang direncanakan atau tidak, kecil atau besar, serta cepat atau lambat.
Perubahan-perubahan tersebut dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan
sosial yang ada. Dimana manusia selalu tidak puas dengan apa yang telah
dicapainya. Oleh karena itu manusia selalu mencari sesuatu agar hidupnya lebih
baik.
Sebagai
contoh kasus, dahulu keluarga sepenuhnya berfungsi sebagai tempat perlindungan
bagi anak-anak yang belum dewasa, sumber pengetahuan (pendidikan) dan
keterampilan serta sumber ekonomi. Namun, pada masa sekarang, fungsi keluarga
mengalami perubahan. Anak-anak tidak hanya memperoleh pengetahuan dari
keluarga, tetapi juga melalui berbagai media massa, seperti televisi, radio,
koran dan internet.
Menurut
Selo Soemardjan,
perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem
sosialnya. Unsur-unsur yang termasuk ke dalam sistem sosial adalah nilai-nilai,
sikap-sikap dan pola perilakunya diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Selain itu Kingsley davis mendefinisikan perubahan sosial
sebagai perubahan yang terjadi pada struktur dan fungsi masyarakat.
Sedangkan kebudayaan
menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, Kebudayaan
adalah sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Baik itu berupa kebudayaan
kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan oleh manusia untuk
menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat di abdikan untuk
keperluan masyarakat.
William
F Obgum, Mengemukakan ruang lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi
unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun yang imaterial, yang di
tekankan adalah pengaruh beasar unsur-unsur kebudayaan material terhadap
unsur-unsur imaterial. Kingsley Devis mengertikan perubahan sosial adalah
sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
Misalnya, pengorganisasian antar kaum buruh dengan kaum kapitalis menjadikan
perubahan-perubahan dalam hubungan anatara buruh dengan majikan. Seterusnya
menyebabakan perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik.
Mac
Iver membedakan anatara Utillitarian elements dengan cultural elements yang
didasarkan pada kepentingan-kepentingan yang perimer dan sekunder. Semua
kegiatan dan ciptaan manusia dapat di klasifikasikan kedalam dua kategori
tersebut. Utillitarian elements adalah benda-benda yang tidak langsung memenuhi
kebutuhan-kebutuhan manusia, tetapi dapat dipakai untuk mencapai kebutuhan
manusia. Utillitarian elements disebut juga civillization, artinya, semua
mekanisme dan organisasi yang di buat manusia dalam upaya menguasai
kondisi kehidupannya. Dan cultural elements menurut Mac Iver adalah ekspresi
jiwa yang terwujud dalam cara-cara hidup dan berfikir, pergaulan hidup, seni,
agama, rekreasi dan hiburan. Novel, darama, film termasuk kedalam culture,
karena hal-hal itu secara langsung memenuhi kebutuhan manusia. Dengan
pernyataan itu, Mac Iver mengeluarkan unsur material dari ruang lingkup
culture.
2.2 Faktor-faktor
penyebab perubahan sosial menurut Gillin dan Gillin
1. Faktor
Geografis
Lingkungan
fisik dapat mempengaruhi penduduk untuk mudah atau sulit mengalami perubahan.
misalnya, Perubahan-perubahan pada masyarakat desa. Tanah pertanian sekarang
banyak yang dijadikan perumahan-perumahan dan pabrik yang menimbulkan perubahan
pola gaya hidup sekitar.
2. Faktor
Teknologi
Penemuan-penemuan
teknologi telah mengakibatkan perubahan sosial yang sangat luas dalam
masyarakat. Misalnya, pengguanaan alat-alat transportasi dan komunikasi tyang
canggih banyak memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk berkomunikasi dan
menerima informasi baru dari luar dalam waktu yang rlatif singkat sehingga
dapat mempengaruhi perubahan sosial, baik yang berdampak negatif maupun
berdampak positif.
3. Faktor
Ideologi
Ideologi
dasar yang terdiri dari keyakinan dan nilai-nilai yang bersifat kompleks
terdapat pada setiap masyarakat, Ideologi dapat dijadikan alat untuk memelihara
dan juga membantu mempercepat timbulnya perubahan. Contohnya, munculnya
komunisme dan sosialisme di banyak bangsa dan negara di dunia hanya dapat berhasil
apabila ideologi-ideologi politik lama tidak lagi memenuhi berbagai kebutuhan
dalam negara itu.
4. Faktor
kepemimpinan
Perubahan-perubahan
sosial sering kali dipelopori oleh pemimpin-pemimpin yang kharismatik, karena
mereka mampu menarik pengikut-pengikut dalam jumlah besar sehingga akan
bergabung dengan mereka dalam gerakan sosial.
5. Faktor
penduduk
Peningkatan
atau penurunan jumlah penduduk secara radikal dapat menjadi penyebab terjadinya
perubahan sosial. Contohnya, pesatnya pertumbuhan penduduk di indonesia
berdampak pada peningkatan pengangguran, kemiskinan, prostitusi dan
kriminalitas.
6. Faktor
penemuan-penemuan baru
Inovasi
merupakan suatu proses sosial dari budaya yang besar. Tetapi dalam jangka waktu
yang tidak terlalu lama. Proses tersebut meliputi suat penemuan unsur baru
budaya, unsusr baru kebudayaan tersebut disebarkan ke masyarakat. Lalu
diterima, di pelajari dan akhirnya di pakai dalam masyarakat yang bersangkutan.
2.3 Hubungan
Antara Perubahan Sosial Dan Perubahan Kebudayaan
Menurut
Kingsley Davis berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari
perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan meencakup semua bagiannya
yaitu: kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, dan seterusnya, bahkan
perubaha-perubahan dalam bentuk serta aturan organisasi sosial. Sebagai contoh
dikemukakannya perubahan perubahan pada logat bahasa asia setelah terpisah dari
induknya. Akan tetapi perubahan tersebut tidak mempengaruhi organisasi
masyarakat sosialnya. Perubahan tersebut lebih merupakan perubahan kebudayaan
ketimbang perubahan sosial. Ruang lingkup perubahan budaya lebih luas. Sudah
tentu ada kebudayaan yang dapat di pisahkan dari masyarakat, tetapi perubahan
kebudayaan tidak perlu mempengaruhi sistem sosial. Seorang sosiaolg akan lebih
memperhatikan perubahan kebudayaan yang bertitik tolak dan timbul dari
organisosial, serta mempengaruhinya. Pendapar tersebut dapat dikembalikan pada
pengertian sosiolog tersebut tentang masyarakat dan kebudayaan. Masyarakat
menurut Kingsley Davis, adalah sistem hubungan dalam arti hubungan dalam
organisasi-organisasi, dan bukan hubungan antara sel-sel. Kebudayaan
dikatakannya mencakup segenap cara berfikir dan bertingkah laku, yang timbul
karena interaksi yang bersifat komunukatif seperti menyampaikan buah pikiran
secara simbolis dan bukan didasarkan oleh karena warisan yang berdasarkan
keturunan.
2.4 Empat Tipe
Perubahan Sosial
Perubahan
Lambat dan perubahan cepat
Perubahan-perubahan
yang memerlukan waktu lama, dan rentetan-rentetan perubahan kecil yang saling
mengikuti dengan lambat dinamakan evolusi. Perubahan pada evolusi terjadi
karena usaha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan
keperluan-keperluan, keadaan-keadaan, dan kondisi-kondisi baru yang timbul
sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Ada bermacam-macam teori tentang
evolusi, yang pada umumnya dapat digolongkan ke dalam beberapa kategori sebagai
berikut:
1)
Unilinear theories of evolution
Teori
ini pada pokoknya berpendapat bahwa manusia dan masyarakat (termasuk
kebudayaannya) mengalami perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu,
bermula dari bentuk yang sederhana, kemudian bentuk yang kompleks sampai pada
tahap yang sempurna. Pelopor teori ini adalah Auguste Comte.
2)
Universal theory of evolution
Teori
ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidaklah perlu melalui tahap-tahap
tertetu yang tetap. Teori ini mengemukakan bahwa kebudayaan manusia telah
mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu. Prinsip-prinsip teori ini
diuraikan oleh Herbert Spencer yang antara lain mengatakan bahwa masyarakat
merupakan hasil perkembangan dari kelompok homogen ke kelompok yang heterogen
baik sifat maupun susunannya.
3)
Multilinier theories of evolution
Teori
ini lebih menekankan pada penelitian-penelitian terhadap tahap-tahap pekembangan
tertentu dalam evolusi masyarakat, misalnya, mengadakan penelitian perihal
pengaruh perubahan sistem pencaharian dari sistem berburu ke pertanian,
terhadap sistem kekeluargaan dalam masyarakat yang bersangkutan dan seterusnya.
Sementara
itu, perubahan-perubahan sosial yang berlangsung dengan cepat dan menyangkut
dasar-dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat (yaitu lembaga-lembaga
kemasyarakat) dinamakan revolusi. Unsur-unsur pokok revolusi adanya perubahan
yang cepat dan perubahan tersebut mengenai dasar-dasar atau sendi-sendi pokok
kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi, perubahan-perubahan yang terjadi dapat
direncanakan terlebih dahulu atau tanpa rencana. Ukuran kecepatan suatu
perubahan yang dinakan revolusi, sebenarnya bersifat relatif karena revolusi
dapat memakan waktu yang lama.
Misalnya
revolusi industri di Inggris, di mana perubahan-perubahan terjadi dari tahap
produksi tanpa mesin menuju ke tahap produksi menggunakan mesin. Perubahan
tersebut dianggap cepat karena mengubah sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat,
seperti sistem kekeluargaan, hubungan antara buruh dengan majikan dan
seterusnya.
Perubahan
kecil dan perubahan besar
Agak
sulit untuk merumuskan masing-masing pengertian tersebut di atas karena
batas-batas pembedaannya agak relatif. Sebagai pegangan dapatlah dikatakan
bahwa perubahan-perubahan kecil merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada
unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti
bagi masyarakat. Perubahan mode pakaian misalnya, tak akan membawa pengaruh
apa-apa bagi masyarakat secara keseluruhan karena tidak mengakibatkan
perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sebaliknya proses
industrialisasi yang berlangsung pada masyarakat agraris, misalnya merupakan perubahan
yang akan membawa pengaruh besar pada masyarakat. berbagai lembaga
kemasyarakatan akan ikut terpengaruh misalnya hubungan kerja, sistem milik
tanah, hubungan kekeluargaan, stratifikasi masyarakat dan seterusnya.
Perubahan
yang dikehendaki atau direncanakan dan perubahan yang tidak dikehendaki atau
tidak direncanakan
Perubahan
yang dikehendaki atau direncanakan merupakan perubahan yang diperkirakan atau
yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan
perubahan di dalam masyarakat. Pihak-pihak yang menghendaki perubahan dinamakan
agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat
kepercayaan masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga
kemasyarakatan.
Agent
of change memimpin masyarakat dalam mengubah sistem sosial. Dalam
melaksanakannya, agent of change langsung tersangkut dalam tekanan-tekanan
untuk mengadakan perubahan. Bahkan mungkin menyiapkan pula perubahan-perubahan
pada lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya. Suatu perubahan yang dikehendaki
atau yang direncanakan selalu berada di bawah pengendalian serta pengawasan
agent of change tersebut. Cara-cara mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang
teratur dan direncanakan terlebih dahulu dinamakan perencanaan sosial (social
planning).
Perubahan
sosial yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan merupakan
perubahan-perubahan yang terjadi tanpa dikehendaki, berlangsung di luar
jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat
sosial yang tidak diharapkan masyarakat. Apabila perubahan yang tidak
dikehendaki tersebut berlangsung bersamaan dengan suatu perubahan yang
dikehendaki, perubahan tersebut mungkin mempunyai pengaruh yang besarnya
terhadap perubahan-perubahan yang dikehendaki.
Dengan
demikian, keadaan tersebut tidak mungkin diubah tanpa mendapat
halangan-halangan dari masyarakat itu sendiri. Atau dengan kata lain, perubahan
yang dikehendaki diterima oleh masyarakat dengan cara mengadakan
perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada atau dengan
cara membentuk yang baru. Sering kali terjadi perubahan yang dikehendaki
bekerja sama dengan perubahan yang tidak dikehendaki dan kedua proses tersebut
saling mempengaruhi.
Perubahan
Progres dan Perubahan Regres
Perubahan
progres yaitu perubahan yang membawa kemajuan bagi masyarakat. Perubahan ini
akan membawa keberuntungan terhadap kehidupan masyarakat yang mengalami
perubahan tersebut. Misalnya dengan adanya listrik masuk desa, maka banyak
terjadi perubahan-perubahan dalam masyarakat baik dalam bidang transportasi,
komunikasi, hiburan, kemajuan ekonomi, dan sebagainya.
Perubahan
regres, yaitu perubahan yang membawa pengaruh kurang menguntungkan bagi
masyarakat sehubngan dengan bidang-bidang tertentu. Misalnya, perubahan dalam
sistem komunikasi di desa akan mengakibatkan berkurangnya intensitas hubungan
masyarakat.
2.5 Teori Linier atau Teori Perkembangan
Perubahan
sosial budaya bersifat linier atau berkembang menuju titik tertentu, dapat
direncanakan atau diarahkan.
Beberapa
tokoh sosiologi mengemukakan tentang teori linier yaitu:
-
Emile Durkheim: Masyarakat berkembang dari solidaritas mekanik ke solidaritas
organic
-
Max Weber : Masyarakat berubah secara linier dari masyarakat yang diliputi oleh
pemikiran mistik dan penuh tahayul menuju masyarakat yang rasional
-
Herbert Spencer : mengembangkan teori Darwin, bahwa orang – orang yang cakap
yang akan memenangkan perjuangan hidup
Ketiga
tokoh diatas menggambarkan bahwa setiap masyarakat berkembang melaui tahapan
yang pasti
Teori
Linier dibedakan menjadi:
Teori
Evolusi
Perubahan
sosial budaya berlangsung sangat lambat dalam jangka waktu lama. Perubahan
sosial budaya dari masyarakat primitif, tardisional dan bersahaja menuju
masyarakat modern yang kompleks dan maju secara bertahap
Comte
mengemukakan perkembangan masyarakat mengikuti perkembangan cara berfikir
masyarakat tersebut yaitu tahap teologi (khayalan), tahap metafisis (abstraksi)
dan tahap ilmiah (positif)
Sedangkan
Lenski berpendapat bahwa masyarakat berubah dari pra industri, industri dan
pasca industri
Beberapa
teori Evolusi
a)
Teori Evolusi Unilinear
Masyarakat
mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan tertentu, berawal dari bentuk
sederhana, komplek hingga sempurna. Tokohnya antara lain, Comte, Spencer. Suatu
Variasi dari teori ini adalah Cylical theories dari Vilfredo Pareto
b)
Teori Evolusi Universal
Perkembangan
masyarakat tidaklah perlu melalui tahapan tertentu tetapi mengikuti suatu garis
evolusi tertentu. Misal dari kelompok homogen ke kelompok yang heterogen sifat
dan susunannya (Herbert Spencer)
c)
Teori Evolusi Multilinear
Teori
ini menekankan penelitian terhadap tahap perkembangan yang tertentu dalam
evolusi masyarakat, misal penelitian pengaruh sistem perubahan sistem mata
pencaharian dari berburu ke sistem pertanian atau terhadap sistem kekeluargaan
dalam masyarakat yang bersangkutan
Teori
Revolusi
Perubahan
sosial menurut teori revolusi adalah perubahan sosial budaya berlangsung secara
drastic atau cepat yang mengarah pada sendi utama kehidupan masyarakat
(termasuk kembaga kemasyarakatan)
Karl
Marx berpendapat bahwa masyarakat berkembang secara linier dan bersifat
revolusioner, dari yang bercorak feodal lalu berubah revolusioner menjadi
masyarakat kapitalis kemudian berubah menjadi masyarakat sosialis – komunis
yang merupakan puncak perkembangan masyarakat.
Suatu
revolusi dapat berlangsung dengan didahului suatu pemberontakan (revolt
rebellion). Adapun syarat revolusi adalah :
1.
Ada keinginan umum mengadakan suatu perubahan
2.
Adanya kelompok yang dianggap mampu memimpin masyarakat
3.
Pemimpin harus mampu manampung keinginan masyarakat
4.
Pemimpin menunjukkan suatu tujuan yang konkret dan dapat dilihat masyarakat
5.
Adanya momentum untuk revolusi
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
secara
umum dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan unsur-unsur
sosial dalam masyarakat, sehingga terbentuk tata kehidupan sosial yang baru
dalam masyarakat. Perubahan dalam masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial,
norma-norma sosial, pola-pola perilaku, organisasi, susunan lembaga
kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang,
interaksi sosial, dan lain sebagainya. Perubahan budaya adalah perubahan
unsur-unsur kebudayaan karena perubahan pola pikir masyarakat sebagai pendukung
kebudayaan.Unsur-unsur kebudayaan yang berubah adalah sistem
kepercayaan/religi, system mata pencaharian hidup, sistem kemasyarakatan,
sistem peralatan hidup dan tehnologi, bahasa, kesenian, serta ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Soekanto,sorjono
“Sosiologi suat pengantar” jakarta:rajawali pers 2012
Selo soemardjan dan
soemardi, op. Cit., hal 113
http;//id.m.wikipedia.org/wiki/perubahan_sosial